Tradisi Tahlilan: Potret Akulturasi Agama dan Budaya Khas Islam Nusantara

Authors

  • Ahmad Mas'ari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Jalan Raya Pekanbaru - Sungai Pagar, Rimba Panjang, Tambang, Kota Pekanbaru, Riau
  • Syamsuatir Syamsuatir Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. Jalan Raya Pekanbaru-Sungai Pagar, Rimba Panjang, Tambang, Kota Pekanbaru, Riau

DOI:

https://doi.org/10.30631/10.30631/kontekstualita.%25x

Keywords:

tahlilan, kearifan lokal, akulturasi, tradisi

Abstract

Tradisi tahlilan tersebut hingga saat ini masih kita jumpai di kalangan masyarakat Nusantara, sekalipun ada di antara masyarakat kita yang mulai meninggalkannya dengan berbagai alasan, baik alasan ekonomis maupun teologis. Karena ini dianggap tidak diajarkan oleh Rasulullah secara eksplisit, sebagian masyarakat yang menolak acara yasinan dan tahlilan. Namun ada juga yang berpendapat bahwa tahlilan memiliki landasan normatif, baik dari al-Qur'an, hadis Nabi, maupun pendapat ulama. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa upacara tahlilan merupakan salah satu di antara kasuistik terkait tentang budaya Islam Nusantara yang nota bene fenomena akulturasi agama dan kearifan lokal (local wisdom). Tahlilan yang merupakan tradisi Islam Nusantara yang bertujuan untuk menyatakan simpati dan empati kepada keluarga yang ditimpa musibah kematian. Tahlilan itu merupakan tradisi yang syar'i. Atau dengan kata lain, tahlilan merupakan syariat yang ditradisikan.

Downloads

Published

2018-01-26

Issue

Section

Articles