MUHKAM DAN MUTASYABIH DALAM AL-QUR’AN: REFLEKSI KEYAKINAN DAN IMPLIKASI TERHADAP CORAK TEOLOGI ISLAM

Authors

  • Rahmat Effendi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.30631/tjd.v20i1.153

Keywords:

muhkam, mutasyabih, aqidah pokok, aqidah cabang, toleransi

Abstract

Research on muhkam and mutasyabih verses in the Qur’an has been widely carried out. However, no research looks at the theological aspects historically on the implications of understanding the two forms of the verse. The muhkam verse which is qath‘i dalalah implies the birth of the basic aqidah. While the mutasyabih verse which is zhanni dalalah has implications for the birth of a branch aqidah. Based on the different understandings and interpretations of the two, the historical facts of Muslims have given birth to various opinions and schools of thought. Inevitably also cause a crisis because of cross opinion. The verse mutasyabih is misinterpreted with a narrow understanding and one interpretation. While the muhkam verse is the basis for its legitimacy. There needs to be a broad perspective in dealing with this problem. Muslims who are plural and have different intellectual capacities must be able to cultivate an attitude of tolerance for different views. The paradigm of fanatical thinking must be abandoned over branch issues. Unity must be prioritized as a starting point in building the people in pluralism. This article will examine these issues. This research is library research by looking at the historical facts that exist and using clear literature. The method used in this research is descriptive-analytical and comparative so that it can reveal the mistakes that occur among the people and see the actual comparison. The goal is to create a sense of tolerance for differences and uphold the values ​​of equality and unity among the people.

 

Penelitian atas ayat muhkam dan mutasyabih dalam al-Qur’an telah banyak dilakukan. Akan tetapi belum ada penelitian yang melihat dari aspek teologis secara historis akan implikasi dari pemahaman kedua bentuk ayat tersebut. Dari ayat muhkam yang bersifat qath‘i dalalah berimplikasi lahirnya aqidah pokok. Sedangkan ayat mutasyabih yang bersifat zhanni dalalah berimplikasi lahirnya aqidah cabang. Atas pemahaman dan interpretasi yang berbeda terhadap keduanya, pada fakta historis umat Islam telah melahirkan berbagai pendapat dan madzhab. Tidak pelak pula menimbulkan krisis karena silang pendapat. Ayat mutasyabih disalahartikan dengan pemahaman yang sempit dan satu tafsir. Sedangkan ayat muhkam menjadi landasan legitimasinya. Perlu adanya perspektif yang luas dalam menghadapi problem tersebut. Umat Islam yang majemuk dan memiliki kapasitas intelektual yang berbeda haruslah dapat menumbuhkan sikap toleransi atas perbedaan pandang. Paradigma berpikir fanatis harus ditinggalkan atas persoalan cabang. Persatuan harus diutamakan sebagai titik tolak dalam membangun umat di tengah kemajemukan. Artikel ini akan mengkaji permasalahan tersebut. Penelitian ini adalah studi kepustakan (library research) dengan melihat fakta-fakta historis yang ada dan menggunakan literatur-literatur yang jelas. Metode yang digunakan penelitian ini adalah deskriptif-analitis dan komparatif, sehingga dapat mengungkapkan dengan sebenarnya kekeliruan yang terjadi di tengah umat dan melihat perbandingan yang sebenarnya. Tujuannya adalah menimbulkan rasa toleransi atas perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai persamaan dan persatuan di tengah umat.

References

Abdurrahman, Hafidz. Diskursus Islam politik dan Spiritual. Jakarta: WADI Press, 2002.

Abrahamov, Binyamin. “The ‘Bi-lā Kayfa’ Doctrine and Its Foundations in Islamic Theology.” Arabica 42, no. 3 (1995): 365–79.

Al-A’zami, Muhammad Mustafa. The History of The Quranic Text: From Revelation to Compilation (A Comparative Study with the Old and New Testaments). Riyadh: Turath Publishing, 2020.

Albayrak, Ismail, dan ٳسماعيل البيرك. “The Notions of Muḥkam and Mutashābih in the Commentary of Elmalı’lı Muḥammad Ḥamdi Yazır / ‮مصطلحا المحکم والمتشابه في تفسير المالئلي محمد حمدي يازير‬.” Journal of Qur’anic Studies 5, no. 1 (2003): 19–34.‬‬‬‬‬‬‬‬

Al-Shahri, Mohammad Zafir. “Islamic Theology and the Principles of Palliative Care.” Palliative & Supportive Care 14, no. 6 (Desember 2016): 635–40. https://doi.org/10.1017/S1478951516000080.

Burhanuddin, Nunu. Ilmu Kalam Dari Tauhid Menuju Keadilan: Ilmu Kalam Tematik, Klasik, dan Kontemporer. Jakarta: Kencana, 2016.

Chirzin, Muhammad. Al-Qurʼan dan Ulumul Qurʼan. Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.

Dahlan, Abdul Aziz. Teologi dan Akidah dalam Islam. Padang: IAIN-IB Press, 2001.

Firdausi, Muhammad Anwar. “Membincang Ayat-Ayat Muhkam Dan Mutasyabih.” ULUL ALBAB Jurnal Studi Islam 16, no. 1 (10 September 2015): 80–88. https://doi.org/10.18860/ua.v16i1.2930.

Friedmann, Yohanan. Tolerance and Coercion in Islam: Interfaith Relations in the Muslim Tradition. Cambridge: Cambridge University Press, 2003.

Hamad, Ghānim Qaddūrī al-. Muhādharāt fī ‘Ulūm al-Qur’ān. ‘Ammān: Dār ‘Amār li al-Nasyr wa al-Tawzī,’ 2003.

Hourani, George F., ed. “Islamic Theology and Muslim Philosophy.” Dalam Reason and Tradition in Islamic Ethics, 6–14. Cambridge: Cambridge University Press, 1985. https://doi.org/10.1017/CBO9780511570780.006.

Ibrāhīm, Mūsā Ibrāhīm al-. Buhūts Manhajiyyat fī ‘Ulūm al-Qur’ān al-Karim. ‘Ammān: Dār ‘Amār li al-Nasyr wa al-Tawzī,’ 1996.

Ilyas, Yunahar. Kuliah Ulumul Qur’an. Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2017.

Iqtidar, Humeira. “Introduction: Tolerance in Modern Islamic Thought.” ReOrient 2, no. 1 (2016): 5–11. https://doi.org/10.13169/reorient.2.1.0005.

Kodir, Koko Abdul. Metodologi Studi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2014.

Lagarde, Michel. “De L’ambiguïté (mutašābih) Dans Le Coran: Tentatives D’explication Des Exégètes Musulmans.” Quaderni di Studi Arabi 3 (1985): 45–62.

Mukhtar, Naqiyah. Ulumul Qur’an. Purwokerto: STAIN Press, 2013.

Nasution, Harun. Akal dan Wahyu dalam Islam. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1982.

———. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Vol. 2. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2015.

———. Teologi Islam: Aliran-aliran, Sejarah, Analisa, dan Perbandingan. Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1986.

Qathān, Mannā’ al-. Mabāhits fī ‘Ulūm al-Qu’rān. al-Riyādh: al-Haramayn, t.t.

Rahman, Fazlur. Major Themes of the Qur’an. Second Edition. Chicago and London: University of Chicago Press, 2009.

Shihab, M. Quraish. Kaidah Tafsir. Tangerang: Lentera Hati, 2019.

———. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keseharian al-Qur’an. Vol. 4. Jakarta: Lentera Hati, 2004.

———. Wawasan Al-Quran: Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat. Bandung: Mizan, 1996.

Syamsuddin, Sahiron. “Muḥkam and Mutashābih: An Analytical Study of al-Ṭabarī’s and al-Zamakhsharī’s Interpretations of Q.3:7 / ‮المحكم والمتشابه: دراسة تحليلية لتفسيري الطبري والزمخشري للآية السابعة من سورة آل عمران‬.” Journal of Qur’anic Studies 1, no. 1 (1999): 63–79.‬‬‬‬‬‬‬‬

Usman, Usman. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras, 2019.

Wafā’, Abū al-Wafā’ Ahmad Abū al-. Al-Mukthār min ‘Ulūm al-Qur’ān al-Karim. Kairo: al-Maktab al-Mashry al-Hadīts, 1992.

Yanti, Nova. “Memahami Makna Muhkamat dan Mutasyabihat dalam Al-Quran.” AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan 8, no. 2 (9 Desember 2016): 246–56. https://doi.org/10.35445/alishlah.v8i2.21.

Yusuf, M. Yunan. Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke Buya HAMKA Hingga Hasan Hanafi. Jakarta: Kencana, 2014.

Yusuf, Mustain, dan Munawir Munawir. “Arah Baru Pengembangan Ulumul Qur’an.” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 4, no. 2 (24 Desember 2019): 193–204. https://doi.org/10.24090/maghza.v4i2.3434.

Zahrah, Muhammad Abū. Aliran Politik dan ’Aqidah dalam Islam. judul asli Tārikh al-Madzāhib al-Islāmiyyat. Terj. Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib. Jakarta: Logos, 1996.

Zar, Sirajuddin. Teologi Islam: Aliran dan Ajarannya. Padang: IAIN Press, 2003.

Downloads

Published

2021-07-05

How to Cite

MUHKAM DAN MUTASYABIH DALAM AL-QUR’AN: REFLEKSI KEYAKINAN DAN IMPLIKASI TERHADAP CORAK TEOLOGI ISLAM. (2021). TAJDID: Jurnal Ilmu Ushuluddin, 20(1), 1-31. https://doi.org/10.30631/tjd.v20i1.153