HERMENEUTIKA HADIS SA‘DUDDIN AL-UTSMANI (STUDI KITAB AL-MANHAJ AL-WASTH FI AL-TA’AMUL MA'A AL-SUNNAH AL-NABAWIYYAH)
DOI:
https://doi.org/10.30631/tjd.v19i1.120Keywords:
Hadis, Hermeneutika, Sa’duddin al-UstmaniAbstract
Pendekatan hermeneutika dalam lintas pemikiran kontemporer kerap kali dijadikan sebagai acuan ketika memahami teks al-Qur’an dan Hadis. Hermeneutika berfungsi sebagai alat untuk memproduksi pemahaman dan metodologi yang paling populer untuk memahami teks secara kontekstual dan struktural dengan baik. Fokus penelitian ini akan memetakan pemahaman secara signifikan melalui teori hermeneutika hadis ulama kontemporer yaitu Sa’duddin al-Ustmani dalam kitabnya “al-Manhaj al-Wasth fi al-Ta‘amul ma‘a al-Sunnah al-Nabawiyyah”. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi pemahaman metodologis melalui teori hermeneutika hadis yang menghasilkan tiga aspek penting dalam memahami sunnah nabawiyyah yaitu: pertama, tasarruf dalam masalah agama yang disampaikan oleh Rasul. Kedua, tasarruf dalam agama yang di-ijtihadi Nabi ini bukanlah wahyu dan terkadang Nabi salah dalam hal ini tetapi tidak berlanjut dalam kesalahanya melainkan biasanya ada wahyu yang membenarkan. Wahyu yang membenarkan ini terkadang berupa al-Qur’an terkadang juga bukan al-Qur’an. Ketiga, tasarrufat dalam urusan dunia. Asumsi dasar penulis yaitu menguraikan pemikiran ulama kontemporer Sa’duddin al-Ustmani dalam kitabnya “al-Manhaj al-Wasth fi al-Ta‘amul ma‘a al-Sunnah al-Nabawiyyah”, yang mana kitab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara pertengahan dalam memahami sunnah nabawiyyah tersebut.
The hermeneutic approach in contemporary thought is often used as a reference when understanding the text of the Qur’an and Hadith. Hermeneutics serves as a tool for producing understanding and the most well-known methodology for understanding texts contextually and structurally well. The focus of this research will be to map understanding significantly through the hermeneutic theory of the hadiths of contemporary scholars, namely Sa’duddin al-Ustmani in his book “al-Manhaj al-Wasth fi al-Ta‘amul ma‘a al-Sunnah al-Nabawiyyah”. This paper aims to explore methodological understanding through the theory of hermeneutic hadith which produces three important aspects in understanding the Sunnah Nabawiyyah, namely: First, tasarruf in religious matters conveyed by the apostle. Second, the tasarruf in the religion that is ijtihadi by the Prophet is the error of revelation and sometimes it is wrong but it does not continue in the error, usually there is revelation that justifies it. The revelation that justifies this is sometimes in the form of al-Qur’an, sometimes it is not al-Qur’an. Third, tasarrufat in world affairs. The basic assumption of the author is to describe the contemporary scholar Sa’duddin al-Ustmani in his book “al-Manhaj al-Wasth fi al-Ta‘amul ma‘a al-Sunnah al-Nabawiyyah”, which aims to provide an intermediate understanding in understanding the sunnah nabawiyyah.
References
Fahruddin Faiz, Hermenutika Al-Qur’an “Tema-tema Kontroversial”, Yogyakarta: Elsaq Press, 2005.
Lembaga Penelitian Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta, Upaya Integrasi Hermenutika dalam Kajian Qur’an dan Hadis (Teori dan Implikasi), Yogyakarta: Cet 1, 2009.
Syahiron Syamsuddin, Hermenutika Al-Qur’an dan Hadis, Yogyakarta: elSAQ Press, 2010.
Syamsul Anwar, Interkoneksi Studi Hadis dan Astronomi, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2011.
Erfan Soebahar, Menguak Fakta Keabsahan Al- Sunnah, Bogor: Kencana, 2003..
M.Alfatih Suryadilaga, Ulumul Hadis, Yogyakarta: Teras, 2010
Muhammad Yusuf, Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadis (Relasi Iman dan Sosial-Humanistik Paradigma Integrasi-Interkoneksi), Sunan Kalijaga Yogyakarta: Bidang Akademik, 2008.
Sa’duddin al-Ustmani, Al-Manhaj wasthi’ fitta’amul ma’asunnati an-nabwiyyah, Kairo: Darul Al-Kalimah, 2012.
https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Saadeddine_Othmani&oldid=878163460
Imam Ibn Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, Jawa Tengah: Insan Kamil, juz 1 dan 2, 2015.
M.Qurais Shihab, Tafsir Al-Misbah (Pesan, Kesan, dan Keserasian al-Qur’an), Jakarta: Lentera Hati, Cet.1.2017.
Syaikh Manna’ Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
Muhammad ‘Ajaj Al-Khatib, Ushul Al-Hadis (Pokok-Pokok Ilmu Hadis), Jakarta: Gaya Media Pratama, 2013.
Fahruddi Faiz, Hermeneutika Al-Qur’an (Tema-tema Kontroversial), Yogyakarta: Elsaq, 2005.
Sibawaihi, Hermenetuka Fazlur Rahman, Yogyakarta: JALASUTRA, 2007.
Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009.
Muhammad Yusuf, Metode dan Aplikasi Pemaknaan Hadis (Relasi Iman dan Sosial-Humanistik Paradigma Integrasi-Interkoneksi), (Sunan Kalijaga Yogyakarta: Bidang Akademik, 2008).
Akrimi Matswah, Hermeneutika Negosiati Khaled M. Abou El Fadl Terhadap Hadis Nabi, (Jurnal: ADDIN, Vol. 7, No. 2, Agustus 2013).
N. Kholis Hauqola, Hermeneutika Hadis: Upaya Memecah Kebekuan Teks, (Jurnal: Teologia, Volume 24, Nomor 1, Januari-Juni 2013).
Hasan Mahfudh, Hermeneutika Hadis Zakariya Ouzon, (Jurnal: Mutawâtir: Jurnal Keilmuan Tafsir Hadis Volume 4, Nomor 2, Desember 2014).
Zuhri Humaidi, Kontribusi Metodologis Fazlur Rahman Dalam Studi Hadis (Sunnah), (Jurnal: Universum, Vol. 12 No. 2 Juni 2018).








