Konsep Taskhir dalam Al-Qur`an

Telaah Pemikiran Wardani dalam Tafsir Ayat Penundukan Alam

Authors

  • Muhammad Fauzi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

DOI:

https://doi.org/10.30631/qudwahquraniyah.v2i1.2386

Keywords:

Eko-teologi, Penundukan Alam, Taskhir , Wardani.

Abstract

Problem krisis lingkungan di masa sekarang telah menjadi isu global yang memprihatinkan dan dikhawatirkan memberikan warisan buruk terhadap generasi selanjutnya. Peran dari perspektif agama dan filsafat dinilai memiliki pengaruh besar untuk menciptakan perilaku masyarakat yang lebih ramah lingkungan. Gejala perilaku manusia yang sewenang-wenang dalam mengeksploitasi alam bisa jadi disebabkan oleh kesalahpahaman manusia dalam memahami teks agamanya. Dalam al-Qur`an, ayat-ayat penundukan (taskhir) alam untuk manusia seringkali dipahami pada makna permukaannya saja, yakni tunduknya alam untuk dikelola dan dimanfaatkan manusia. Pemahaman ini berindikasi terhadap maraknya praktek eksploitasi alam secara berlebihan dikarenakan penundukan tersebut dianggap sebagai restu Tuhan agar alam dikelola dan dimanfaatkan manusia dengan sebaik-baiknya. Pemahaman seperti ini perlu diluruskan agar hubungan antara alam dan manusia dapat berjalan harmonis dan kelestariannya terus terjaga untuk generasi mendatang.  Tulisan ini berupaya untuk mengungkap konsep penundukan alam (taskhir) dalam al-Qur`an dengan menjadikan pemikiran Wardani dalam buku Islam Ramah Lingkungan sebagai acuannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis dengan data yang diambil dari riset kepustakaan (library research). Kajian ini dapat diambil kesimpulan bahwa konsep taskhir dalam al-Qur`an menurut Wardani ialah Tuhan telah menciptakan alam semesta secara teratur dengan adanya proses amr dan taqdir yang keduanya berlaku hingga batas waktu tertentu. Penundukan alam untuk manusia bermakna bahwa Allah menjadikan alam semesta tunduk agar dimanfaatkan oleh manusia untuk memudahkan dalam menjalani kehidupan dan beribadah kepadanya. Dalam pemanfaatannya, Wardani menekankan perlunya membangun perspektif taskhir berbasis etika. Dengan taskhir berasaskan etika, manusia harus memanfaatkan potensi alam sekedar kebutuhan mendesaknya dan menjaga kelestariannya bagi keberlangsungan sumber daya alam untuk kehidupan generasi selanjutnya.

Downloads

Published

2024-06-28 — Updated on 2024-07-16

Versions

Issue

Section

Articles